Beda Nasib Noken Papua dengan Bilum dari Papua Nugini

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO telah menetapkan noken sebagai warisan budaya tak benda pada 4 Desember 2012. Pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, noken menjadi oleh-oleh yang paling dicari. Noken mudah dijumpai di sepanjang jalan depan Stadion Lukas Enembe atau venue PON lainnya.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, noken-noken ini dijual oleh mama-mama Papua di lapak-lapak sederhana atau dijual lesehan di trotoar. “Harganya bervariasi, mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah,” kata Hari Suroto pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Seusai PON Papua, cara mama-mama Papua berjualan noken tetap sama. Mereka menggantung noken begitu saja di tepi jalan dengan lapak sederhana. “Sudah sembilan tahun UNESCO mengakui noken sebagai warisan budaya tak benda yang artinya membutuhkan perlindungan,” kata Hari.

Saat ini, menurut dia, sudah saatnya noken Papua turut masuk dalam era internet 4.0. Pada era ini, noken tidak perlu lagi dijual di lapak sederhana di tepi jalan, tetapi promosi melalui platform digital atau e-commerce agar proses pemasarannya lebih masif. Transaksinya juga dapat beralih ke pembayaran digital.

Hari Suroto menyampaikan bagaimana Pemerintah Papua Nugini atau Papua New Guinea mempromosikan bilum, tas tradisional PNG yang sama seperti noken. “Bilum di Papua Nugini sudah go internasional, menjadi komoditas ekspor ke negara-negara Pasifik Selatan,” kata Hari.

Pemerintah Papua Nugini, menurut Hari, mengadakan pelatihan kepada para perajin, mengajarkan mereka promosi, dan menggandeng desainer papan atas di sana untuk turut mempopulerkan bilum. Sinergi antara pemerintah, perajin, pedagang, dan perancang busana ini, menjadi kunci dalam menaikkan pamor bilum.

Hari Suroto menyarankan pemerintah untuk mendorong para anak muda Papua untuk melek internet dan memberikan pelatihan tentang pemasaran digital. “Generasi milenial dan influencer Papua perlu memberikan pendampingan kepada mama-mama penjual noken,” ujarnya. Dia juga berharap para pemilik platform e-commerce, BUMN, dan pihak terkait dapat membuka peluang dan mendukung penjualan noken secara digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *