Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mencegah Perkawinan Anak

Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyebut orang tua berperan sangat besar dalam upaya mencegah perkawinan anak.

“Perkawinan anak dapat dicegah melalui pendampingan orang tua terhadap anak-anaknya,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Femmy Eka Kartika Putri.

Femmy menjelaskan orang tua dapat mengedukasi anak-anak mengenai berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan perkawinan anak.

Orang tua juga bisa memberikan pengertian kepada anak-anak mengenai bahaya pergaulan bebas saat ini dan mendampingi mereka agar terhindar dari pergaulan bebas.

Selain orang tua, peran aktif dari satuan pendidikan juga dapat berkontribusi positif bagi upaya mencegah terjadinya perkawinan anak.

Perhatian dari satuan pendidikan melalui guru di sekolah sangat diperlukan melalui edukasi tentang bahaya perkawinan anak.

“Sekolah dan orang tua harus punya bahasa yang sama supaya anak-anak memahami apa yang disampaikan kepada mereka terkait risiko pernikahan dini,” jelasnya.

Hindari dampak negatifSementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, juga mengajak semua pihak, khususnya para orang tua untuk mencegah perkawinan anak guna menghindari berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan.

“Sebagaimana diketahui bahwa perkawinan anak dikhawatirkan membawa dampak negatif seperti kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kasus stunting atau kekerdilan pada anak yang nantinya dilahirkan, hingga munculnya keluarga miskin baru,” jelas Muhadjir.

Menko PMK menambahkan perkawinan membutuhkan kesiapan untuk mewujudkan rumah tangga yang harmonis, baik kesiapan lahir maupun batin.

“Perkawinan anak dapat dikatakan jauh dari kesiapan.

Misalkan kondisi fisik seorang perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun dikhawatirkan kondisi fisiknya belum siap melahirkan dan menjadi ibu.

Melahirkan usia muda juga dikhawatirkan mengancam jiwa ibu dan juga bayi,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *