Waspadalah, Dokter Sebut Bahaya Rokok Elektrik

Data pada Juli 2020 mengungkapkan jumlah pengguna rokok elektrik di Indonesia sekitar 2,2 juta orang dan kemungkinan akan terus bertambah.

Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, mengatakan toksisitas rokok elektrik atau vapepada tubuh pengguna memang nyata, antara lain karena kandungan nikotin dan logam di dalamnya.

“Ujung-ujungnya akan menimbulkan inflamasi atau peradangan di paru, saluran napas, bisa kemudian mempengaruhi kerja jantung, kerusakan sel, dan karsinogen,” kata Ketua Satgas COVID-19 PB IDI itu.

Rokok elektrik merupakan alat yang berfungsi seperti rokok namun dalam penggunaannya tidak membakar daun tembakau melainkan mengubah cairan menjadi uap.

Rokok konvensional apabila dibakar menghasilkan asap sementara rokok eletrik bila dipanaskan maka menghasilkan uap, kemudian diisap ke saluran napas sampai ke paru-paru.

Erlina menyebut rokok elektrik yang juga dikenal dalam berbagai nama mengandung kadar nikotin umum sekitar 14,8 – 87,2 mg/ml pada cairan.

Sementara menurut analisis Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), dalam 100 cc isapan rokok terdapat 26,8 – 43,2 mikrogram nikotin.

“Saat seseorang menghirup 30 kali isapan itu bisa mencapai kadar nikotin 1 mg, sama seperti yang dihantarkan satu rokok konvensional.

Kita tahu orang menghirup berkali-kali,” jelas Erlina.

Bikin ketagihanBerdasarkan The New England Journal of Medicine, niktoin dikatakan dapat menyebabkan adiksi.

Selain nikotin, kandungan lain dalam vape berupa propilen glikol dan gliserin yang dapat mengiritasi saluran napas dan paru, ungkap The American Journal of Physiology-Lung Cellular and Molecular Physiology.

Ada juga bahan-bahan logam, yakni logam berat yang dapat menginflamasi paru, jantung, merusak sel, dan bersifat karsinogen, kemudian formaldehida, aldehida, particulate matter (PM), nitrosamin, serta silikat, dengan dampak serupa pada tubuh.

“Semuanya sifatnya toksik dan dalam jangka panjang akan bersifat karsinogen, artinya menimbulkan kanker,” tegas Erlina.

“Ada kekhawatiran kita dengan ada rokok elektrik, biasanya disebut vape, banyak yang mulai pakai, biasanya kalangan muda.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *